Jumat, 25 Januari 2019

Incenerator



Permasalahan sampah plastik  merupakan masalah yang belum terselesaikan hingga saat ini. Sementara itu, bertambahnya jumlah penduduk, akan mengikuti pula bertambahnya volume timbunan sampah yang dihasilkan dari aktivitas manusia.

Komposisi sampah yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sampah organik sebanyak 60-70% dan sisanya adalah sampah non organik 30-40%. Sementara itu dari sampah non organik tersebut komposisi sampah terbanyak kedua yaitu sebesar 14% adalah sampah plastik. Sampah plastik yang terbanyak adalah jenis kantong plastik atau kantong kresek selain plastik kemasan.

Permasalahan sampah plastik tersebut apabila semakin banyak jumlahnya di lingkungan maka akan berpotensi mencemari lingkungan. Mengingat bahwa sifat plastik akan terurai di tanah dalam waktu lebih dari 20 tahun bahkan dapat mencapai 100 tahun sehingga dapat menurunkan kesuburan tanah dan di perairan plastik akan sulit terurai.

Solusi yang lebih banyak dibahas ialah upaya pengolahan sampah yang telah ada. Sampah plastik diolah sedemikian rupa sehingga dapat berkurang jumlahnya. Alhasil pengolahan diharapkan dapat dimanfaatkan lebih lanjut. Pengolahan sampah dilakukan dengan metode pembakaran yang dipadukan dengan daur ulang sampah plastik. Metode ini telah menunjukkan keberhasilan di negara-negara maju, misalnya Singapura, Jepang, dan Amerika Serikat.

Pembakaran ialah metode yang sudah umum digunakan. Metode ini membutuhkan suatu insinerator (mesin pembakar) sampah. Sampah padat dibakar di dalam insinerator. Hasil pembakaran adalah gas dan residu pembakaran. Penurunan volume sampah padat hasil pembakaran dapat mencapai 70%. Cara ini relatif lebih mahal dibanding dengan sanitary landfill, yaitu sekitar tiga kali lipatnya.

Kelebihan sistem pembakaran ini adalah:
·     Membutuhkan lahan yang relatif kecil dibanding sanitary landfill.
·     Dapat dibangun di dekat lokasi industri.
·     Residu hasil pembakaran relatif stabil dan hampir semuanya bersifat anorganik.
·     Dapat digunakan sebagai sumber energi, baik untuk pembangkit uap, air panas, listrik, dan pencairan logam.

Kekurangannya terletak pada mahalnya investasi, tenaga kerja, biaya perbaikan dan pemeliharaan, serta masih membuang residu, juga menghasilkan gas.

Secara umum proses pembakaran di dalam insinerator adalah:
·         Sampah yang dapat dibakar dimasukkan di dalam tempat penyimpan atau penyuplai.
·         Berikutnya sampah diatur sehingga rata lalu dimasukkan ke dalam tungku pembakar.
·         Hasil pembakaran berupa abu, selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai penutup sampah pada landfill.
·    Sedangkan hasil berupa gas akan dialirkan melalui cerobong yang dilengkapi dengan scrubber atau ditampung untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit energi.

Salah satu insinerator yang dapat digunakan ialah insinerator Thermocontrol (TOHO-Japan). Insinerator ini bekerja secara otomatis mengatur suhu. Akan berhenti secara otomatis bila suhu tertinggi telah tercapai dan akan bekerja kembali pada suhu yang telah diatur.

Cara Kerja:
Tungku pembakaran pada Incinerator masing - masing berfungsi menyempurnakan hasil pembakaran pada tungku sebelumnya.Sampah yang terkumpul dibakar pada suhu 600-1200° C dalam waktu 10-30 menit. Asap yang masih berwarna hitam pekat dan berbau disaring pada tungku selanjutnya sehingga menghasilkan asap dan bau yang ramah lingkungan.


   



Tidak ada komentar:

Posting Komentar