Permasalahan
sampah plastik merupakan masalah yang
belum terselesaikan hingga saat ini. Sementara itu, bertambahnya jumlah
penduduk, akan mengikuti pula bertambahnya volume timbunan sampah yang
dihasilkan dari aktivitas manusia.
Komposisi
sampah yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sampah organik sebanyak
60-70% dan sisanya adalah sampah non organik 30-40%. Sementara itu dari sampah
non organik tersebut komposisi sampah terbanyak kedua yaitu sebesar 14% adalah
sampah plastik. Sampah plastik yang terbanyak adalah jenis kantong plastik atau
kantong kresek selain plastik kemasan.
Permasalahan
sampah plastik tersebut apabila semakin banyak jumlahnya di lingkungan maka
akan berpotensi mencemari lingkungan. Mengingat bahwa sifat plastik akan
terurai di tanah dalam waktu lebih dari 20 tahun bahkan dapat mencapai 100
tahun sehingga dapat menurunkan kesuburan tanah dan di perairan plastik akan
sulit terurai.
Solusi yang lebih banyak dibahas ialah upaya pengolahan
sampah yang telah ada. Sampah plastik diolah sedemikian rupa sehingga dapat
berkurang jumlahnya. Alhasil pengolahan diharapkan dapat dimanfaatkan lebih
lanjut. Pengolahan sampah dilakukan dengan metode pembakaran yang dipadukan
dengan daur ulang sampah plastik. Metode ini telah menunjukkan keberhasilan di
negara-negara maju, misalnya Singapura, Jepang, dan Amerika Serikat.
Pembakaran ialah metode yang sudah umum
digunakan. Metode ini membutuhkan suatu insinerator (mesin pembakar) sampah.
Sampah padat dibakar di dalam insinerator. Hasil pembakaran adalah gas dan
residu pembakaran. Penurunan volume sampah padat hasil pembakaran dapat
mencapai 70%. Cara ini relatif lebih mahal dibanding dengan sanitary landfill, yaitu sekitar tiga
kali lipatnya.
Kelebihan sistem pembakaran ini adalah:
· Membutuhkan lahan yang relatif kecil
dibanding sanitary landfill.
· Dapat dibangun di dekat lokasi industri.
· Residu hasil pembakaran relatif stabil dan
hampir semuanya bersifat anorganik.
· Dapat digunakan sebagai sumber energi, baik
untuk pembangkit uap, air panas, listrik, dan pencairan logam.
Kekurangannya terletak pada mahalnya
investasi, tenaga kerja, biaya perbaikan dan pemeliharaan, serta masih membuang
residu, juga menghasilkan gas.
Secara umum proses pembakaran di dalam
insinerator adalah:
·
Sampah yang dapat dibakar dimasukkan di dalam
tempat penyimpan atau penyuplai.
·
Berikutnya sampah diatur sehingga rata lalu
dimasukkan ke dalam tungku pembakar.
·
Hasil pembakaran berupa abu, selanjutnya
dapat dimanfaatkan sebagai penutup sampah pada landfill.
· Sedangkan hasil berupa gas akan dialirkan
melalui cerobong yang dilengkapi dengan scrubber
atau ditampung untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit energi.
Salah satu insinerator yang dapat
digunakan ialah insinerator Thermocontrol (TOHO-Japan). Insinerator ini bekerja secara otomatis mengatur
suhu. Akan berhenti secara otomatis bila suhu tertinggi telah tercapai dan akan
bekerja kembali pada suhu yang telah diatur.
Cara Kerja:
Tungku pembakaran pada Incinerator masing -
masing berfungsi menyempurnakan hasil pembakaran pada tungku
sebelumnya.Sampah yang terkumpul dibakar pada suhu 600-1200° C dalam waktu
10-30 menit. Asap yang masih berwarna hitam pekat dan berbau disaring pada
tungku selanjutnya sehingga menghasilkan asap dan bau yang ramah
lingkungan.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar